Jumat, 22 Juni 2012

Psikosomatis, Gangguan Psikis Pengaruhi Kesehatan Fisik

Psikosomatis merupakan gangguan psikis yang mampu menyebabkan gangguan dalam bentuk fisik. Orang yang mengeluhkan kondisi fisik, namun setelah dilakukan pemerikasaan medis tidak ditemui penyebab fisiologis. Pemicu sebenarnya adalah stres dan depresi yang tidak disadari.

“Secara umum, sebenarnya semua penyakit adalah psikosomatis. Artinya, setiap penyakit memiliki pendekatan psikosomatis atau sering dikenal sebagai biopsikososial,” ungkap Dr Andri, SpKJ, Pengajar Psikiatri di Fakultas Kedokteran UKRIDA, Sabtu (31/3).
Setiap penyakit memiliki sisi biologi, psikologi dan sosial. Penderita yang pernah mengalami penyakit stroke, rentang mengalami depresi, namun depresi itu sendiri bisa kembali menyebabkan stroke. Siklus ini akan tetap ada sepanjang seseorang tidak bisa mengontrol kondisi psikis.

“Kasus ini sering dialami dan terjadi juga pada keluarga saya. Om saya mengalami gejala depresi setelah kena stroke sehingga terkena stroke lagi dan akhirnya meninggal saat kena stroke yang kedua. Jadi, kami melihat gangguan jiwa itu sangat erat hubungannya dengan gangguan fisik,” kata dr Andri.

Sampai saat ini masih belum ada dokter atau pasien yang menyadari akan adanya pengaruh kondisi kejiwaan dengan munculnya penyakit medis.
Dr Andri bercerita pernah menangani pasien yang sudah 5 tahun mengalami gejala psikosomatis, namun keluhan itu berpindah-pindah, dari jantung, paru-paru dan seterusnya.

 Pengobatan medis dilakukan hingga ke luar negeri, namun tidak ditemui penyebab fisiologis. Ternyata, penyebab keluhan fisik tersebut diketahui dari kondisi kejiwaan yang terganggu.
“Dasar gangguan psikosomatis itu kan depresi dan cemas. Akhirnya pasien tahu kalau sistem otak kacau, maka pikiran, perasaan dan perilaku juga ikut ngaco. Sistem otak kacau karena disebabkan stres, stres itu disebabkan lingkungan dan genetik. Gangguan ini berputar-putar dan kita harus memotong siklus itu,” papar dr Andri. (dtk/mba)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar