Selasa, 26 Juni 2012

Membaca Garis Tangan

Ada dua cara membaca garis tangan, pertama Chiromancy, seni meramal telapak tangan untuk melihat gambaran masa depan. Chiromancy berusaha menarik kesimpulan dari garis-garis yang ada dengan menggabungkan karakter dan masa depan si pemilik tangan. Kedua Chirology, ilmu yang mempelajari karakter seseorang dari garis tangannya. Chirology banyak digunakan dalam bidang kesehatan untuk mendiagnosa penyakit seseorang. 

Dalam membaca garis tangan, tidak hanya dilihat dari garis saja tapi juga berdasarkan tekstur kulit, besar tangan, bentuk tangan, dan sebagainya. Namun sebagai pemula, kita dapat memfokuskan pada garis, lekukan dan jenis tangan.

    Membaca garis tangan - garis hidup
  • Garis Hidup
    Garis paling penting karena mewakili durasi kehidupan, menunjukkan tentang kekuatan fisik, kesehatan, kapasitas, dan penyakit serta menunjukkan hubungan dengan rumah dan keluarga.
    Semakin panjang dan tebal garis, semakin kuat vitalitas dan kesehatan yang dimiliki. Jika garisnya pendek dan tipis, maka akan rentan terhadap penyakit. Adanya garis yang tampak merah berarti orang tersebut memiliki pesona seksual yang kuat. Jika garis hidup kedua tangan berbeda, orang itu memiliki karakter yang tidak stabil. Jika garis putus-putus, dapat diartikan usia yang pendek.


  • Garis Hati
    Garis ini mengacu pada masalah hati atau kemampuan untuk mencintai, emosi, seksualitas, sukacita, depresi. Garis ini juga mengacu pada organ jantung, ginjal dan sistem tubuh yang penting.
    Garis tebal menandakan orang tersebut beruntung dalam cinta dan memiliki hubungan cinta yang indah. Garis panjang menandakan hubungan yang dimiliki tanpa gangguan, pasangannya setia. Garis merah menunjukkan gairah yang mendalam. Semakin panjang garis, semakin sering orang itu terbawa oleh emosi. Jika putus-putus atau tipis lalu menebal dan menipis lagi, merupakan indikasi dari kehidupan cinta yang berubah dan rumit dengan banyak kekecewaan.
  • Membaca garis tangan - garis hati

  • Garis Kepala
    Garis ini berkaitan dengan kemampuan mental, kecerdasan, konsentrasi, bakat dan ide-ide. Masalah pada kepala, otak, mata, telinga, dan gigi juga dapat ditunjukkan lewat garis ini.
    Jika terlihat jelas dan mendalam, berarti kecerdasannya tinggi. Garis cenderung ke atas mengindikasikan imajinasi dan kreativitas. Jika garisnya tipis, ringan, pendek, orang tersebut memiliki kapasitas intelektual yang rendah. Semakin tebal garis, semakin baik memori atau ingatannya. Garis kepala yang tegak menunjukkan orang yang realistis.
  • garis kepala membaca garis tangan

  • Garis Takdir
    Garis takdir menunjukkan apa saja yang mempengaruhi peristiwa pribadi pada kehidupan orang tersebut.
    Semakin tebal garis, semakin banyak orang itu mendapatkan pengalaman.
    Garis yang tipis berarti orang itu sering mengalami perubahan nasib. 
  • garis takdir membaca garis tangan
  • Garis Mars
    Tidak semua orang memiliki garis ini, hanya ada pada orang yang memiliki energi ekstra, orang yang memiliki kehidupan spiritual yang tinggi atau dapat berkomunikasi dengan makluk halus.

  • Garis mars membaca garis tangan

  • Garis Cinta atau Pernikahan
    Garis ini menunjukkan jumlah hubungan romantis yang serius dalam kehidupan. Semakin dekat garis pada jari kelingking, berarti ia akan segera (cepat) menemukan pasangan hidupnya.
  • garis cinta penikahan membaca garis tangan

  • Garis Matahari
    Orang yang memiliki garis ini biasanya memiliki banyak keberuntungan dalam hidupnya, terkenal, sukses dan dihormati. Jika garis ini tidak ada, berarti orang itu harus berjuang untuk menjadi sukses.
  • garis venus membaca garis tangan


  • Garis Venus
    Garis ini berhubungan dengan pernikahan atau ikatan hidup dengan pasangan. Jika garis ini terdiri atas beberapa garis, berarti memiliki lebih dari satu hubungan. Jika garisnya lurus, kehidupan pernikahan atau hubungannya bahagia. Dan bila putus, maka ada perceraian atau kehilangan.
garis matahari membaca garis tangan



Senin, 25 Juni 2012

SIKAP

Ada bermacam-macam pendapat yang dikemukakan oleh ahli-ahli psikologi tentang pengertian sikap.  Seperti yang dikatakan oleh ahli psikologi W.J Thomas (dalam Ahmadi, 1999), yang memberikan batasan sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif maupun negatif, yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.


Defenisi Sikap
 
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif  (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.

Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.